JAKARTA, iNews.id - Tata cara shalat Tarawih 4 rakaat 1 salam menjadi pilihan bagi banyak umat Muslim di bulan Ramadhan karena kemudahannya. Panduan ini akan memberikan informasi lengkap tentang bagaimana melaksanakan shalat Tarawih dengan formasi 4 rakaat 1 salam, sehingga Anda bisa memaksimalkan ibadah di bulan suci ini.
Hukum Shalat Tarawih 4 Rakaat 1 Salam
Berdasarkan hadis dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, yang menggambarkan bagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan shalat malam:
Baca Juga
Shalat Tarawih 4 Rakaat Berapa Kali Tahiyat? Ini Kata Gus Baha
مَا كَانَ يَزِيدُ فِي رَمَضَانَ وَلَا فِي غَيْرِهِ عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً، يُصَلِّي أَرْبَعًا، فَلَا تَسَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ، ثُمَّ يُصَلِّي أَرْبَعًا، فَلَا تَسَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ، ثُمَّ يُصَلِّي ثَلَاثًا
"Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah menambahkan lebih dari 11 rakaat, baik di bulan Ramadhan maupun di luar Ramadhan. Beliau shalat 4 rakaat, jangan tanya betapa bagus dan panjangnya. Kemudian shalat lagi 4 rakaat, jangan tanya betapa bagus dan panjangnya. Kemudian beliau shalat 3 rakaat." (HR. Bukhari 3569)
Baca Juga
Bacaan Sholat Tarawih dari Awal Sampai Akhir, Lengkap dengan Arab, Latin dan Artinya
Para ulama berbeda pendapat mengenai interpretasi hadis ini, terutama terkait dengan cara terbaik (afdhal) dalam melaksanakan shalat Tarawih.
Pendapat Pertama: poin paling utama adalah melaksanakan shalat dengan 4 rakaat salam – 4 rakaat salam. Meskipun diperbolehkan 2 rakaat – 2 rakaat, atau bahkan 6 rakaat salam atau lainnya. Ini adalah pandangan Abu Hanifah.
Baca Juga
Tata Cara Sholat Tarawih di Rumah bagi Perempuan, Mudah Dipraktikkan
Al-Iraqi, dalam kitabnya Tharhu at-Tatsrib, mengutip pendapat Abu Hanifah:
وقال أبو حنيفة الأفضل أن يصلي أربعا أربعا وإن شاء ركعتين وإن شاء ستا وإن شاء ثمانيا وتكره الزيادة على ذلك

Baca Juga
Bacaan Bilal Tarawih 23 Rakaat Lengkap Doa Kamilin, Arab, Latin dan Artinya
"Abu Hanifah mengatakan, yang afdhal shalatnya dikerjakan 4 rakaat – 4 rakaat. Jika dia mau, boleh 2 rakaat. Jika dia mau, boleh 6 rakaat, dan jika dia mau, boleh 8 rakaat salam. Dan makruh (tidak disukai) jika lebih dari itu." (Tharhu at-Tatsrib, 3/74).
Pendapat Kedua: Yang paling afdhal adalah 2 rakaat salam – 2 rakaat salam.

Baca Juga
Urutan Surat Sholat Tarawih Witir 23 Rakaat Lengkap dari Awal sampai Akhir
Pandangan ini dipegang oleh mayoritas ulama – Imam Malik, Imam as-Syafii, Imam Ahmad, Abu Yusuf, Muhammad bin Hasan, dan lainnya. Ibnu Abi Syaibah bahkan menyebutkan bahwa pendapat ini juga diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Hasan al-Bashri, Said bin Jubair, Ikrimah (mantan budak Ibnu Abbas), Salim putra Ibnu Umar, Muhammad bin Sirin, Ibrahim an-Nakhai, dan lainnya.
Pendapat kedua ini dianggap lebih kuat, dengan alasan: Penjelasan A’isyah radhiyallahu ‘anha tentang makna "4 rakaat – 4 rakaat" dalam riwayat lain:
كَانَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- يُصَلِّى مَا بَيْنَ أَنْ يَفْرُغَ مِنْ صَلاَةِ الْعِشَاءِ إِلَى الْفَجْرِ إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً يُسَلِّمُ فِى كُلِّ اثْنَتَيْنِ وَيُوتِرُ بِوَاحِدَةٍ
"Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan shalat 11 rakaat antara Isya sampai Subuh. Beliau salam di setiap 2 rakaat, dan melakukan witir dengan 1 rakaat." (HR. Ahmad 25105, Nasai 693, Ibnu Majah 1420, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth). Lebih sesuai dengan ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang shalat malam:
Ada seorang sahabat bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai tata cara shalat lail. Beliau menjawab:
صَلاَةُ اللَّيْلِ مَثْنَى مَثْنَى ، فَإِذَا خَشِىَ أَحَدُكُمُ الصُّبْحَ صَلَّى رَكْعَةً وَاحِدَةً ، تُوتِرُ لَهُ مَا قَدْ صَلَّى
"Shalat malam itu dua raka’at-dua raka’at. Jika kalian takut masuk waktu shubuh, maka kerjakanlah satu raka’at, untuk menjadi witir bagi shalat-shalat sebelumnya." (HR. Bukhari 990 dan Muslim 749)
Oleh karena itu, yang lebih utama adalah mengerjakan shalat dengan 2 rakaat salam – 2 rakaat salam.
Bagaimana Jika Shalat Dikerjakan 4 Rakaat Salam?
Sebagian ulama berpendapat bahwa shalat Tarawih yang dikerjakan 4 rakaat dengan satu salam tidak sah. Ini adalah pendapat mazhab Syafi’iyah. Dalam Ensiklopedi Fiqh dinyatakan:
وقال الشافعية: لو صلى في التراويح أربعا بتسليمة واحدة لم يصح فتبطل إن كان عامدا عالما، وإلا صارت نفلا مطلقا، وذلك لأن التراويح أشبهت الفرائض في طلب الجماعة فلا تغير عما ورد
"Syafiiyah mengatakan, jika ada orang shalat Tarawih 4 rakaat dengan salam sekali, shalatnya tidak sah, dan batal. Jika dia lakukan dengan sengaja dan tahu tata caranya. Jika tidak, maka shalat yang dia kerjakan menjadi shalat sunah mutlak. Karena Tarawih mirip dengan shalat wajib, dalam arti dianjurkan untuk dilakukan secara berjamaah. Sehingga tidak boleh diubah dari riwayat yang ada." (al-Mausu’ah al-Fiqhiyah, 27/145).
Namun, pendapat ini dianggap lemah, dengan pertimbangan: Tata cara shalat malam yang dilakukan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan salam di setiap 2 rakaat bukanlah suatu keharusan. Karena itu hanyalah perbuatan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang tanpa disertai perintah, tidak menjadi sebuah kewajiban. Tata cara shalat yang dikerjakan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beragam. Bahkan terkadang beliau shalat 6 rakaat sekaligus, atau 8 rakaat sekaligus.
Salah satu contohnya adalah keterangan Aisyah radhiyallahu ‘anha ketika beliau menjelaskan kepada keponakannya tentang tata cara shalat malam Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
كُنَّا نُعِدُّ لَهُ، سِوَاكَهُ، وَطَهُورَهُ، فَيَبْعَثُهُ اللَّهُ مَا شَاءَ أَنْ يَبْعَثَهُ مِنَ اللَّيْلِ، فَيَتَسَوَّكُ، وَيَتَوَضَّأُ، وَيُصَلِّي تِسْعَ رَكَعَاتٍ، لَا يَجْلِسُ فِيهَا إِلَّا فِي الثَّامِنَةِ، فَيَذْكُرُ اللَّهَ وَيَحْمَدُهُ وَيَدْعُوهُ ثُمَّ يَنْهَضُ، وَلَا يُسَلِّمُ، ثُمَّ يَقُومُ فَيُصَلِّي التَّاسِعَةَ، ثُمَّ يَقْعُدُ فَيَذْكُرُ اللَّهَ وَيَحْمَدُهُ وَيَدْعُوهُ، ثُمَّ يُسَلِّمُ تَسْلِيمًا يُسْمِعُنَا، ثُمَّ يُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ بَعْدَ مَا يُسَلِّمُ وَهُوَ قَاعِدٌ، وَتِلْكَ إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً، يَا بُنَيَّ، فَلَمَّا أَسَنَّ نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَخَذَ اللَّحْمَ، أَوْتَرَ بِسَبْعٍ وَصَنَعَ فِي الرَّكْعَتَيْنِ مِثْلَ صَنِيعِهِ الأَوَّلِ، فَتِلْكَ تِسْعٌ يَا بُنَيَّ
"Kami mempersiapkan siwak dan air wudhu beliau. Bila Allah membangunkan beliau pada waktu yang dikehendaki di malam hari, beliau bersiwak dan berwudlu, kemudian shalat sembilan raka’at tidak duduk tasyahud kecuali pada raka’at kedelapan. Beliau berdzikir, memuji Allah, dan berdoa (membaca tasyahud), kemudian beliau bangkit dan tidak salam meneruskan raka’at kesembilan. Kemudian beliau duduk, berdzikir, memuji Allah, dan berdoa, kemudian salam dengan satu salam yang terdengar oleh kami. Setelah itu beliau shalat dua raka’at sambil duduk. Jadi jumlahnya sebelas raka’at wahai anakku. Ketika Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah tua dan gemuk, beliau berwitir tujuh raka’at, kemudian dua raka’at setelahnya dilakukan seperti biasa, maka jumlahnya sembilan wahai anakku" (HR. Muslim 746).
Dr. Muhammad bin Umar Bazmul menjelaskan:
يشرع للمسلم أن يوتر بإحدى عشرة ركعة ، ويصليها على صفتين :الأولى : أن يصلي مثنى مثنى عشر ركعات ثم يوتر بواحدة . الثاني : أن يصلي أربعاً أربعاً ثم يصلي ثلاثاً.
"Dianjurkan bagi seorang Muslim untuk shalat Witir 11 rakaat. Dia bisa mengerjakannya dengan 2 cara:
(1) Dua raka’at salam – dua raka’at salam sebanyak 10 raka’at, lalu shalat Witir satu raka’at;
(2) Empat raka’at salam – empat raka’at, lalu shalat Witir 3 raka’at." (Bughyatul-Mutathawwi’, hlm. 60-61).
Dengan demikian, terdapat kelonggaran (fleksibilitas) dalam melaksanakan shalat Tarawih, dengan tetap berusaha mengikuti sunnah Rasulullah SAW.
Tata Cara Shalat Tarawih 4 Rakaat 1 Salam
- Niat
- Mengucapkan Takbiratul Ihram.
- Membaca Surat Al-Fatihah, kemudian diikuti dengan membaca surat pendek dari Al-Qur'an.
- Melakukan Rukuk.
- Bangkit untuk Iktidal.