WASHINGTON, iNews.id - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengklaim segera mencapai kesepakatan nuklir dengan Iran. Menurut Trump, Iran menyetujui persyaratan yang diberikan AS.
"Kami sedang dalam negosiasi yang sangat serius dengan Iran untuk perdamaian jangka panjang," kata Trump, seperti dikutip dari Anadolu, Kamis (15/5/2025).

Baca Juga
Rusia Dinyatakan Bersalah Merudal Jatuh Malaysia Airlines MH17, PM Anwar Ibrahim Sambangi Putin
Pembicaraan baru antara negosiator Iran dan AS untuk menyelesaikan program nuklir Iran berakhir di Oman pada 11 Mei lalu. Rencananya ada negosiasi lanjutan setelah Iran bersikeras untuk melanjutkan pengayaan uranium.
Meski para pejabat Iran dan AS menegaskan lebih suka pendekatan diplomasi untuk menyelesaikan perselisihan nuklir, mereka terbagi dalam beberapa garis merah yang harus dihindari oleh para negosiator guna mencapai kesepakatan baru dan mencegah aksi militer di masa mendatang.

Baca Juga
Trump Bertemu Presiden Suriah Ahmad Al Shaara, Israel Makin Murka
Presiden Iran Masoud Pezeshkian, Kamis, mengomentari pernyataan Trump yang disampaikan pada Rabu kemarin.
Trump menyebut Iran sebagai kekuatan paling merusak di Timur Tengah. Dia juga membandingkan Iran dengan Arab Saudi, negara Teluk sangat kaya. Keruntuhan dan penderitaan Iran, kata Trump, disebabkan para pemimpinnya.

Baca Juga
Iran: Netanyahu Seret AS Ikut Perang di Timur Tengah
"Trump merasa dia bisa memberikan sanksi dan mengancam kita, lalu berbicara tentang hak asasi manusia. Semua kejahatan dan ketidakstabilan di kawasan disebabkan oleh mereka," kata Pezeshkian, seraya menambahkan negaranya yang justru menginginkan perdamaian, bukan AS yang suka mengobarkan perang.
Dia juga menolak untuk dibandingkan dengan Arab Saudi sebagai negara Muslim. Iran tak mungkin berperang melawan Saudi.
Trump, lanjut Pezeshkian, ingin memosisikan negara-negara Muslim di satu kotak lalu Iran di kotak lainnya.
"Dia ingin menciptakan ketidakstabilan di dalam negeri Iran," ujarnya.
Editor: Anton Suhartono