JAKARTA, iNews.id - Postingan Putra Mahkota Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat atau Keraton Solo, KGPAA Hamangkunegoro, di Instagram story viral di media sosial dan membuat publik heboh. Dia mengunggah kalimat bernada kritik, "Nyesel gabung Republik" dan "Percuma Republik Kalau Cuma Untuk Membohongi".
Dari pantauan Sabtu (1/3/2025), Instagram Story KGPAA Hamangkunegoro di akun pribadinya itu sudah tidak ada lagi. Namun, banyak netizen yang menyebarkan tangkapan layar postingan itu di media sosial hingga viral.

Baca Juga
Keraton Yogyakarta dan Pemuda Lintas Agama Bersatu Hijaukan Lereng Gunung Merapi

"Story Instagram KGPAA Hamangkunegoro "Nyesel gabung Republik". Hal ini tentu membuat tanda tanya buat banyak kalangan," tulis akun mahasiswaakhir, salah satu akun yang memposting jejak digital Instagram Story KGPAA Hamangkunegoro.
KGPAA Hamangkunegoro tidak memberikan penjelasan terkait Instagram Story-nya yang akhirnya viral di media sosial. Unggahan terakhirnya di Instagram video acara Kirab Agung sebagai ungkapan syukur Karaton Karasunanan Surakarta Hadiningrat atas kepemimpinan SISKS Pakoe Boewono XIII yang telah berjalan hingga 21 tahun.

Baca Juga
Jokowi Temui Sri Sultan HB X di Keraton Kilen, Bahas Apa?
Postingan ini dikomentari banyak netizen terkait pesan dalam Instagram Story-nya yang menyatakan penyesalan bergabung dengan Republik. Banyak yang menduga, kalimat itu sebagai kritikan terhadap kondisi Indonesia yang belakangan dihebohkan dengan korupsi minyak mentah Pertamina.
Editor: Maria Christina