JAKARTA, iNews.id - Insiden penyerangan Polres Tarakan melibatkan sekelompok oknum TNI mencederai sendi-sendi sinergi antara TNI dan Polri yang selama ini dijaga. Peristiwa ini bukan sekadar insiden kriminal biasa, tetapi menjadi tamparan keras bagi upaya membangun soliditas dan profesionalisme aparat penegak hukum.
Kronologi kejadian yang beredar di publik menunjukkan adanya eskalasi konflik yang berujung pada tindakan anarkistis. Tindakan main hakim sendiri oleh oknum TNI, yang seharusnya menjadi pelindung masyarakat, sangat disayangkan dan tidak dapat dibenarkan.

Baca Juga
Kapolri Perintahkan Propam Turun Tangan usai Mapolres Tarakan Diserang Oknum TNI

Insiden ini menimbulkan pertanyaan besar tentang mekanisme penyelesaian konflik antara TNI dan Polri. Bagaimana mungkin konflik yang seharusnya dapat diselesaikan secara internal, melalui jalur komunikasi dan koordinasi yang baik, justru berujung pada tindakan kekerasan yang merusak citra kedua institusi?
Tentu, dari insiden ini tidak bisa menggeneralisasi semua anggota TNI dan Polri memiliki perilaku tersebut. Hanya saja, insiden ini menjadi peringatan keras bahwa masih ada oknum-oknum yang perlu mendapatkan pembinaan lebih intensif.

Baca Juga
Kapendam Mulawarman Sebut Oknum TNI Diduga Penyerang Polres Tarakan Diperiksa Denpom
Editor: Kurnia Illahi