TEL AVIV, iNews.id - Pasukan Israel bersiaga di perbatasan dekat Jalur Gaza, sejak Minggu (23/2/2025), mengantisipasi batalnya gencatan senjata. Pengerahan pasukan tersebut berlangsung di tengah meningkatnya ketegangan, termasuk penundaan pembebasan 620 tahanan Palestina.
Hamas menuduh Israel melanggar kesepakatan gencatan senjata tahap pertama dengan menunda pembebasan tahanan. Hamas juga memutuskan untuk menarik diri dari semua perundingan dengan Israel.

Baca Juga
Gencatan Senjata Gaza di Ujung Tanduk gegara Israel Tunda Bebaskan 620 Tahanan Palestina
"Setelah mengevaluasi situasi, diputuskan untuk meningkatkan kesiapan operasional di area sekitar Gaza," bunyi pernyataan Pasukan Pertahanan Israel (IDF), seperti dikutip dari Anadolu, Selasa (25/2/2025).
Namun pernyataan itu juga menegaskan tidak ada perubahan dalam pedoman Komando Front Dalam Negeri yang sudah berlangsung.

Baca Juga
Israel Tunda Bebaskan 600 Tahanan Palestina, Ini Peringatan Keras Hamas
Bersamaan dengan itu, pembatasan terhadap warga Israel yang berada di dekat perbatasan Gaza dicabut, sehingga memungkinkan aktivitas penuh di wilayah tersebut.
Israel menunda pembebasan 620 tahanan Palestina yang memicu reaksi keras Hamas. Padahal sebelumnya pada Sabtu, Hamas telah membebaskan enam sandera Israel.

Baca Juga
Heboh, Sandera Israel Cium Kening Pejuang Hamas saat Seremoni Pembebasan
Pemerintah Israel memprotes seremoni yang dilakukan Hamas dalam pembebasan sandera karena dianggap memalukan serta menjadi ajang propaganda.
Sebagai respons, Hamas menangguhkan semua negosiasi, mendesak Israel memenuhi janji untuk membebaskan semua tahanan terdaftar.
"Tidak akan ada pembicaraan dengan musuh (Israel) melalui mediator sebelum pembebasan tahanan yang disepakati sebagai ganti atas enam sandera Israel," kata pejabat senior Hamas, Mahmoud Mardawi.
Editor: Anton Suhartono