Gubernur Jateng Percepat Pengembangan Logistik dan TOD

9 hours ago 3

Semarang, Infojateng.id — Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menegaskan komitmennya memperkuat kerja sama dengan Pemerintah Inggris untuk mempercepat pembangunan infrastruktur logistik, transportasi publik, dan pengembangan kawasan berorientasi transit (KBT/TOD).

Pernyataan itu disampaikan usai menerima Delegasi Kedutaan Besar Inggris dan tim Techne Praxis International di Semarang, Jumat (5/12/2025).

Pertemuan ini merupakan tindak lanjut langsung dari pembahasan Gubernur dengan Duta Besar Inggris pada Oktober lalu.

Ahmad Luthfi mengatakan, Inggris sebagai mitra strategis yang tepat dalam mengakselerasi pembangunan Jawa Tengah, terutama di sektor logistik dan konektivitas antarkawasan.

“Untuk pengembangan Jawa Tengah, apalagi ini PMA, kita harus melihat secara holistik. Kenapa saya tertarik dengan Inggris? Karena di antara perang dagang, kami mencari negara yang netral. Maka Inggris ini tepat untuk kita eksplorasi, terutama terkait pembangunan dry port,” ujar Luthfi dalam audiensi.

Ia menilai, kebutuhan logistik dan mobilitas manusia di Jateng, akan meningkat tajam seiring semakin banyaknya kawasan ekonomi yang mulai beroperasi.

“Satu tahun ke depan, infrastruktur logistik maupun orang harus segera siap, karena kawasan ekonomi kami sudah banyak yang operasional,” kata gubernur.

Gubernur Luthfi meminta agar proses tindak lanjut bersama Kedubes Inggris dipercepat.

“Saran saya, segera kita jemput bola. Kalau perlu, besok investor Inggris ketemu saya. Saya sudah berdiskusi dengan Mas AHY (Menko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan), dan menteri lainnya. Sayang kalau kita tidak cepat. Investasi di Jateng perkembangannya besar sekali,” tegasnya.

Ia menambahkan, pertemuan lanjutan dengan perwakilan Kedubes Inggris ini semakin menguatkan keyakinannya terhadap potensi kolaborasi kedua pihak.

“Saya sudah ketemu Dubes, dan makin tertarik dengan Inggris. Makanya saya ingin lebih cepat. Kami minta tolong Kedutaan untuk menjembatani,” ujarnya.

Selain urusan logistik, Ahmad Luthfi menyambut baik dukungan Inggris dan Techne Praxis dalam pengembangan TOD di Semarang dan Kendal.

“Termasuk yang KBT ini, saya senang sekali dan kita dukung penuh. Sudah saya tunggu,” katanya.

Director of Strategic Planning and Economics Techne Praxis International, Iqbal Maulana Achmad, menyampaikan, kerja sama melalui program UK PACT terus diperkuat, terutama dalam pengembangan transportasi publik dan integrasi kawasan Semarang–Batang.

“Hari ini Pemerintah Inggris bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia, khususnya di Jawa Tengah, dalam mendukung program UK PACT. Salah satu fokusnya adalah transportasi publik, termasuk dari Semarang menuju Batang. Dukungan ini selaras dengan perkembangan di KEK Batang,” jelas Iqbal.

Ia juga menekankan pengembangan TOD atau KBT, telah menjadi elemen penting dalam kolaborasi tersebut.

“Program ini mendukung pertumbuhan kawasan perkotaan melalui TOD. Kami diterima dengan sangat baik oleh gubernur, dan beliau berharap Inggris terus mendorong pembangunan di Jawa Tengah,” tuturnya.

Menurut Iqbal, Techne Praxis tidak hanya melakukan kajian teknis, tetapi juga mempertemukan para pemangku kepentingan lintas sektor.

“Kami melanjutkan program ini melalui kajian dan dengan mempertemukan stakeholder kunci, pemerintah pusat, daerah, dan BUMN seperti KAI. Harapannya, proses pengembangan di Kedungsepur semakin cepat untuk mendukung akselerasi ekonomi,” ujarnya.

Ditambahkan, akselerasi diperlukan mengingat pertumbuhan ekonomi yang cepat di kawasan seperti Batang.

“Melalui program ini, kami mendorong kesiapan infrastruktur dan logistik, agar manfaat pertumbuhan ekonomi dapat dirasakan optimal oleh masyarakat Jawa Tengah,” kata Iqbal.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Tengah, Arif Djatmiko, menuturkan, pengembangan dry port dan juga KBT/TOD ini dipercepat karena kebutuhan angkutan barang yang meningkat.

“Ada 12 juta kontainer di Jawa Tengah, namun hanya 7 juta yang tertampung. Sisanya keluar semua ke luar Jawa Tengah. Nantinya kalau Pelabuhan Tanjung Mas ditingkatkan, dry port dikembangkan, dan sistem kereta api dibuat loop, seluruh Jawa Tengah akan tersentral ke Semarang dan KIT Batang melalui jaringan kereta loop tadi,” jelas Arif.

Kebutuhan Strategis Jawa Tengah Terkait TOD/KBT memiliki tantangan di kawasan Kedungsepur. Di antaranya Urban sprawl tinggi, 75 % penduduk tinggal di luar kota inti.

Kemudian Dominasi kendaraan pribadi 93 %, sementara akses angkutan umum hanya 16,1 %.

Selain itu Koridor Semarang-Kendal-Weleri mengalami peningkatan kepadatan 8 % per tahun, sehingga intervensi berbasis TOD/KBT menjadi kebutuhan mendesak.

Pada pertemuan tersebut, hadir delegasi Kedubes Inggris dan Techne Praxis, di antaranya Maria Renny dari Cities & Transport Lead, UK PACT Programme Manager, British Embassy Jakarta, Melissa Kusuma, Central Java & Yogyakarta Outreach Manager, British Embassy Jakarta.

Kemudian Caesar Rollando dari pihak Low Carbon Transport Sectoral Lead, UK PACT Fund Associate, Palladium.

Selain itu juga hadir Padraic Kelly, Senior Director, Techne Praxis International, Puspita Galih Resi, Managing Director, Techne Praxis International serta Rahadi Marsito, Director of Real Estate Advisory and Portfolio Management, Techne Praxis International. (eko/redaksi)

Read Entire Article
Kabar Jateng | InewS | | |