Gus Yasin dan Ning Nawal Kagumi Produk Fesyen Lokal

2 months ago 79

Semarang, Infojateng.id – Berbagai produk feysen seperti batik dan wastra nusantara dengan motif-motif etnik dan warna-warna hangat, tergantung anggun pada puluhan stan yang berjajar di lobi Hotel Queen City, Kota Semarang, Kamis (14/8/2025).

Pemandangan itu menjadi pembuka hangat bagi para tamu Festival Jateng Syariah (Fajar) 2025, termasuk Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin, dan sang istri yang juga Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jateng, Nawal Arafah Yasin.

Dengan langkah santai dan senyum merekah, pasangan yang akrab disapa Gus Yasin dan Ning Nawal itu menyusuri deretan stan yang memamerkan produk fesyen halal, mulai dari batik tulis klasik hingga wastra dengan sentuhan desain modern.

Ketertarikan dan kekaguman terpancar dari wajah keduanya. Terutama, saat Gus Yasin dan Ning Nawal berhenti di beberapa stan UMKM lokal yang memamerkan kain-kain khas dari berbagai daerah di Jawa Tengah.

“Lihat, ini Mi. Bagus ya motif dan warnanya,” kata Gus Yasin kepada Ning Nawal, ketika menyentuh dan mengamati selembar batik bermotif kontemporer di sebuah stan milik pengrajin UMKM lokal.

“Produk-produk lokal seperti ini yang harus terus kita dukung,” sahut Ning Nawal, mengangguk pelan sembari tersenyum.

Pada kesempatan itu, Gus Yasin dan Ning Nawal juga berdialog hangat dengan pengrajin dan pelaku UMKM, mendengarkan cerita di balik tiap motif dan teknik pewarnaan alami yang digunakan.

Tidak hanya fesyen, kegiatan Fajar 2025 tersebut juga menampilkan berbagai produk kuliner dan UMKM, yang sudah tersertifikasi halal. Mulai dari beraneka makanan berat, hingga makanan ringan atau jajanan.

Festival Jateng Syariah merupakan agenda tahunan yang dihelat oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI).

Pada 2025 ini mengangkat tema “Sinergi Ekonomi dan Keuangan Syariah Melalui Pengembangan Halal Value Chain untuk Memperkuat Stabilitas dan Kemandirian Ekonomi Jawa Tengah”.

Pada kesempatan itu, Wagub Taj Yasin, mengajak seluruh stakeholder untuk mendukung terciptanya ekosistem ekonomi syariah, melalui penguatan regulasi dan pengembangan wisata ramah muslim. Ini menjadi salah satu program prioritas Ahmad Luthfi-Taj Yasin.

Pengembangan ekonomi syariah di Jateng juga diintgerasikan dengan arah kebijakan pemprov yang dikonsep secara tematik.

Di mana pada 2025, pembangunan berfokus pada bidang infrastruktur, 2026 swasembada pangan, dan 2027 sektor pariwisata.

Gus Yasin mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir, Pemprov Jateng memang serius untuk menggarap sektor pariwisata ramah muslim. Berbagai upaya telah dilakukan di 35 kabupaten/ kota, mulai dari hulu hingga hilir, untuk mendukung ekosistem tersebut.

“Sehingga kita minta stakeholder yang ada di Jawa Tengah, untuk mengampanyekan ini semua, menyampaikan ini semua, sehingga (ekonomi) kita bersama-bersama tumbuh,” kata Gus Yasin, saat konferensi pers, seusai membuka acara.

Dikatakan, Pemprov Jateng telah melakukan berbagai upaya untuk membangun ekosistem pariwisata ramah muslim. Dari hulu, membangun Rumah Potong Hewan (RPH) dan Rumah Potong Unggas (RPU) halal serta melatih juru sembelih halal (Juleha).

Kemudian proses pengolahan dan penggilingan daging juga didorong untuk memperhatikan syariat Islam. Di hilirnya, produk olahan makanan yang sudah jadi, harus sudah tersertifikasi halal dari lembaga terpercaya, sebelum dijual di pasar maupun mal.

“Maka saya mengajak mal-mal di Jawa Tengah, khususnya di Kota Semarang, ayo kita bersama-sama memberikan kenyamanan kepada mayoritas umat muslim di Jawa Tengah, wisatawan di Jawa Tengah, dengan menyediakan halal corner,” kata dia.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng, Rahmat Dwisaputra mengatakan, pihaknya siap mendukung visi Pemprov Jateng menciptakan ekosistem ekonomi dan keuangan syariah melalui pengembangan nilai rantai halal, guna memperkuat stabilitas dan kemandirian ekonomi.

Dia mengatakan, sinergi bersama Pemprov Jateng sudah berjalan, terutama terkait produk kuliner tersertifikasi halal.

Ke depan, pihaknya berencana agar sertifikasi halal tersebut juga berlaku untuk produk feysen dan wastra nusantara.

“Halal value chain itu meliputi berbagai sektor, ada makanan, minuman, fesyen, pembiayaan, keuangan, pariwisata ramah muslim. Ini semua kita wujudkan di Jawa Tengah,” ungkap Rahmat. (eko/redaksi)

Read Entire Article
Kabar Jateng | InewS | | |