NEW YORK, iNews.id - Intelijen Amerika Serikat (AS) mengungkap Hamas merekrut 10.000 hingga 15.000 pejuang selama perang di Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023. Laporan intelijen juga mengungkap, Hamas telah kehilangan pejuangnya dalam jumlah yang sama selama perang tersebut.
Dua orang sumber di Kongres AS yang mendapat pengarahan dari intelijen menyebutkan, kekuatan Hamas yang datang silih berganti bisa menjadi ancaman bagi Israel ke depannya. Laporan itu diberikan kepada anggota Kongres selama masa akhir jabatan Presiden Joe Biden.
Baca Juga
Nah! Komandan Hamas yang Diumumkan Tewas oleh Israel Tiba-Tiba Muncul di Gaza
Sumber itu mengatakan, meskipun Hamas merekrut anggota baru, banyak dari mereka yang masih muda dan tidak terlatih. Mereka dikerahkan untuk tugas keamanan sederhana.
Angka yang diungkapkan intelijen AS itu lebih rendah dari perkiraan Israel yang menyebut total pejuang Hamas yang tewas di Gaza sekitar 20.000 orang.
Baca Juga
Mantan Jenderal Israel: Hamas Menang Perang, Israel Gagal Capai Tujuan
Menlu AS sebelumnya Antony Blinken pada 14 Januari mengatakan, Hamas merekrut pejuang yang jumlahnya hampir sama dengan jumlah yang tewas.
"Ini resep untuk perlawanan yang terus-menerus dan perang yang tak berkesudahan," katanya.
Baca Juga
Detik-Detik Hamas Bebaskan Sandera Israel, Dikawal Ketat Brigade Al Qassam
Blinken menambahkan, setiap kali Israel menyelesaikan operasi militer dan mundur, para pejuang Hamas berkumpul dan muncul kembali.
Tidak ada kekosongan perlawanan karena anggota Hamas muncul silih berganti.