JAKARTA, iNews.id - IPEKA Integrated Christian School (IICS) mengangkat sejumlah isu global seperti rasisme hingga mempertahankan nilai budaya dalam gelaran konferensi Model United Nations (MUN) 2025, atau simulasi sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Dari pantauan iNews.id di lokasi, acara digelar di dalam kelas dengan berbagai simulasi sidang PBB. Para peserta disimulasikan mewakili negara-negara di dunia yang menjadi anggota PBB. Selanjutnya, peserta akan memberikan argumen terhadap isu-isu yang diberikan oleh moderator.
Baca Juga
Gubernur Malut Terpilih Sherly Tjoanda Harap MUN 2025 Lahirkan Diplomat Handal
Acara ini dihadiri oleh lebih dari 50 sekolah dari se-Jabodetabek. Sehingga, MUN diharapkan bisa menjadi wadah bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan diplomasi, public speaking, dan pemahaman terhadap permasalahan dunia.
Junior and Senior Academic Principal IPEKA IICS, Anika Browne Jones menjelaskan, MUN sejalan dengan filosofi kurikulum International Baccalaureate (IB) yang diterapkan di sekolah ini.
Baca Juga
Kembangkan Jiwa Kepemimpinan Anak Muda, IPEKA IICS Gelar MUN 2025
“Jadi di sekolah kami, karena kami melakukan International Baccalaureate (IB) yang fokus ke arah filsafat dan juga belajar mengenai isu-isu global di dunia sekarang khususnya dengan isu-isu yang sangat kritis dan banyak sekali siswa-siswi yang sangat tertarik akan hal ini,” ujar Anika saat ditemui di IPEKA IICS, Jakarta, Sabtu (18/1/2025).
Anika menambahkan, tema utama konferensi MUN kali ini adalah “Jalinan Masa Lalu Kita: Melestarikan Budaya dan Memberdayakan Komunitas Marjinal", dengan harapannya adalah agar generasi muda kini bisa menghargai dan menjaga budaya, baik secara lokal maupun global serta memberdayakan komunitas yang terpinggirkan.
Lebih lanjut, Anika menambahkan bahwa MUN mengangkat isu-isu seperti rasisme, diskriminasi gender, dan mempertahankan nilai-nilai budaya.
“Jadi banyak sekali isu-isu yang sebenarnya kita bisa melihat seperti rasisme dan juga yang lain-lain seperti diskriminasi terhadap wanita dan lain-lain yang bisa kami cari solusi dan jalan tengahnya sehingga dunia kita tinggal sekarang itu juga bisa saling berdamai dengan sesama yang lain dan juga untuk mempertahankan budaya baik di antara Indonesia maupun secara global gitu,” ucapnya.