DOHA, iNews.id - Negara-negara Arab mengecam keras perampasan wilayah Suriah oleh Israel. Pasukan Zonis mengambil kesempatan penggulingan Presiden Bashar Al Assad dengan memasuki wilayah Suriah di luar Dataran Tinggi Golan yang diduduki.
Israel merebut beberapa pos di zona penyangga dengan alasan untuk memastikan kelompok oposisi bersenjata Suriah tidak melancarkan serangan ke wilayahnya.
Baca Juga
Pasukan Israel Curi Kesempatan Masuki Wilayah Suriah, Begini Pembelaan Menlu Saar
Qatar, Irak, dan Arab Saudi mengecam perampasan tanah Suriah oleh Israel. Selain itu pasukan Israel juga masih melancarkan serangan udara ke berbagai wilayah Suriah.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Qatar menganggap serangan Israel tersebut sebagai perkembangan berbahaya dan pelanggaran terang-terangan terhadap kedaulatan dan persatuan Suriah.
Baca Juga
Bashar Al Assad Tumbang, Israel Panik Jadi Target Kelompok Bersenjata Suriah Berikutnya
Israel disebut melakukan pelanggaran hukum internasional yang mencolok.
"Kebijakan memaksakan fait accompli yang dilakukan penjajah Israel, termasuk upayanya untuk menduduki wilayah Suriah, akan membawa kawasan tersebut ke dalam kekerasan dan ketegangan lebih lanjut," bunyi pernyataan.
Baca Juga
Nah, HTS Kelompok Oposisi Suriah yang Tumbangkan Assad Masih Berstatus Organisasi Teroris
Arab Saudi juga mengecam Israel dengan menyebutnya sebagai pelanggaran berkelanjutan terhadap hukum internasional. Negara Teluk ini juga menyebut Israel berupaya merusak peluang Suriah dalam memulihkan keamanan, stabilitas, dan integritas teritorial.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arab Saudi mengajak masyarakat internasional untuk mengecam tindakan Israel tersebut seraya menegaskan Dataran Tinggi Golan adalah wilayah Suriah yang dicaplok Zionis.
Selanjutnya Irak mengecam keras Israel dengan mengatakan negara Yahudi itu telah melakukan pelanggaran berat terhadap hukum internasional.
"(Irak) Menekankan pentingnya menjaga kedaulatan dan integritas Suriah serta mendesak Dewan Keamanan PBB untuk menegakkan tanggung jawab dan mengutuk agresi ini dan mengakhirinya," bunyi pernyataan Kemlu Irak.