H. Mudasir: Kalau PLN Tak Mampu, Biarlah Rakyat Iuran Beli Trafo Sendiri
Pati, Infojateng.id– Keluhan masyarakat Desa Srikaton, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati, terhadap layanan PLN kian memuncak. Pemadaman listrik yang terjadi hampir setiap hari membuat warga gerah. Bahkan, sebagian dari mereka mulai mewacanakan untuk urunan (iuran bersama) demi membeli trafo sendiri agar terbebas dari masalah byar-pet yang tak kunjung usai.
Tokoh masyarakat setempat, H. Mudasir, menyampaikan bahwa keluhan warga sudah sering disampaikan ke pihak PLN. Namun hingga kini belum ada tindakan nyata. “Sudah bertahun-tahun warga Desa Srikaton mengalami pemadaman yang sering dan mendadak. Saya sudah mengusulkan penambahan trafo 50 kVA, khususnya untuk jalur rumah saya yang kerap terdampak. Tapi tidak ada tanggapan yang jelas,” ujar H. Mudasir.
Ia menambahkan, hampir setiap hari warga mendatangi rumahnya untuk mengeluhkan padamnya listrik. Mereka menganggap suara rakyat seolah tidak didengar.
“Kalau memang PLN tidak mampu memberikan pelayanan yang layak, ya tidak apa-apa. Biarlah rakyat iuran sendiri untuk beli trafo dan melakukan perawatan, yang penting tidak terus-terusan byar-pet. Ini sudah keterlaluan,” tegasnya.
H. Mudasir juga mengaku menilai pelayanan PLN saat ini jauh dari harapan. “Pelanggan PLN butuh pelayanan, bukan janji-janji. Kami ini bayar, tapi tidak mendapat hak pelayanan yang seharusnya. Jangan sampai rakyat kecewa lalu mengambil langkah di luar sistem hanya karena tidak ada respons,” pungkasnya.
Warga Desa Srikaton berharap PLN UPJ Pati segera turun tangan dan memberikan solusi konkret sebelum mereka benar-benar mengambil langkah swadaya yang mencerminkan ketidakpercayaan terhadap pelayanan publik.
Dari informasi yang dihimpun, wilayah Desa Srikaton yang kerap mengalami pemadaman listrik di antaranya:
- RT 03, 04, 05 RW 03
- RT 02, 03 RW 04
- RT 01, 02, 03, 04 RW 02
- RT 05 RW 01
Menanggapi hal tersebut, Manajer PLN ULP Pati, Kahfi Fikar Akbar, menjelaskan bahwa pihaknya telah menemukan adanya pemakaian listrik yang tidak terukur di wilayah tersebut. “Informasi yang kami dapatkan, ada indikasi pemakaian listrik yang tidak terukur. Hal itulah yang mengakibatkan jaringan listrik di wilayah itu sering padam,” terangnya.
Pihak PLN akan berkomunikasi dengan pemerintah desa dan tokoh masyarakat setempat untuk mencari solusi bersama. “Kami juga sudah berupaya menjalin komunikasi dengan tokoh masyarakat untuk membahas hal ini. Dalam waktu dekat, kami berencana melakukan pengecekan ke lokasi,” tambahnya.
Terkait indikasi penyalahgunaan listrik, pihaknya mengaku belum melakukan koordinasi secara resmi. “Namun, minggu ini kami agendakan untuk berdiskusi langsung di lokasi bersama pihak-pihak terkait,” tutup Kahfi. (one/redaksi)