JAKARTA, iNews.id - 5 pertanyaan tentang agama Islam yang sulit dijawab berikut ini kerap ditanyakan kepada ustaz maupun guru. Islam merupakan salah satu dari tiga agama samawi yang diturunkan Allah SWT kepada umat manusia.
Umat Islam diwarisi dua pusaka yang berharga sebagai pedoman hidup diduna maupun akhirat. Kedua pusaka itu yakni, Al Quran dan hadits (sunnah). Namun, perlu pemahaman mendalam bagi umat Islam untuk bisa benar-benar menyelami agama sesuai yang terkandung dalam Al Quran dan hadits tersebut.
Baca Juga
Guru Besar UIN Jakarta Tegaskan Semua Lembaga Pendidikan Wajib Mengajarkan Agama
Berikut ini kumpulan pertanyaan tentang Agama Islam yang sulit dijawab dilansir dari buku Tanya Jawa Agama yang disusun Baitul Arqam Universitas Muhammadiyah Surakarta.
5 Pertanyaan tentang Agama Islam yang Sulit Dijawab
1. Kalau Tuhan Benar Ada Kenapa Tidak Ada yang Dapat Melihatnya?
Allah SWT menjadikan penglihatan manusia terbatas selama di dunia. Bahkan, seorang Nabi sekalipun tidak mampu melihat-nya, sebagaimana kisah Nabi Musa di dalam Al Quran.
Baca Juga
Menag Nasaruddin Ingatkan Penyuluh Agama Bijaksana dalam Berdakwah
Artinya: “Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa: “Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau”. Tuhan berfirman: “Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, Maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku”. tatkala Tuhannya Menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, Dia berkata: “Maha suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman”. (Q.S. Al-‘Araf: 143)
Para mufassirin ada yang mengartikan yang nampak oleh gunung itu ialah kebesaran dan kekuasaan Allah, dan ada pula yang menafsirkan bahwa yang nampak itu hanyalah cahaya Allah. Bagaimanapun juga nampaknya Tuhan itu bukanlah nampak makhluk, hanyalah nampak yang sesuai sifat-sifat Tuhan yang tidak dapat diukur dengan ukuran manusia. Yang tidak nampak belum tentu tidak ada.
Sebagaimana angin, panas, dan dingin yang tidak nampak namun dapat dirasakan. Seperti rasa takut pada kegelapan malam hari atau perasaan cinta yang membuat dua kekasih ingin bertemu. Bagaimanakah wujud rasa takut dan cinta itu? Tidak mampunya ciptaan melihat Sang Pencipta, bisa diibaratkan meja yang tidak mampu mengindera keberadaan tukang kayunya. Kelak di surga, Allah akan memberi kemampuan bagi hamba pilihan untuk dapat melihatnya. Ini seperti memberikan perangkat kamera pada sebuah komputer. Komputer yang tadinya hanya bisa menampilkan gambar, bila diberi kamera juga akan bisa menangkap gambar.
2. Kenapa Muslim Beribadah Menghadap Ka’bah? Apakah Kalian Menyembahnya?
Menghadap ka’bah bukan berati menyembahnya, seseorang muslim ketika beribadah kepada Allah semata-mata mengikuti perintahnya. Awalnya umat Islam berkiblat di Masjidil Aqsa (Palestina) kemudian saat Allah memerintahkan mereka untuk berkiblat di ka’bah. Mereka pun mendengar dan taat.
Ka’bah bukanlah Tuhan. Ka’bah adalah bangunan yang terletak di dalam masjidil haram. Ka’bah dipilih Allah sebagai kiblat, agar saat semua kaum Muslimin beribadah menghadap ke satu arah. Salah satu hikmahnya adalah menyatukan kaum Muslimin sedunia.
Di salah satu bagian Ka’bah terdapat batu hitam yang menjadi pelengkap bangunan tersebut, namanya “hajar aswad.” Batu itu tak lain bagian bersejarah dari pembangunan Ka’bah sejak zaman Nabi Ibrahim.