DAMASKUS, iNews.id - Pemerintah Amerika Serikat (AS) mencabut sayembara berhadiah 10 juta dolar AS atau sekitar Rp162 miliar (kurs saat ini) untuk pemimpin Hayat Tahrir Al Sham (HTS), Abu Mohammed Al Julani alias Ahmed Al Sharaa. Al Julani merupakan pemimpin HTS yang berperan besar dalam menggulingkan rezim Bashar Al Assad pada 8 Desember lalu.
Delegasi AS, dipimpin oleh utusan Gedung Putih untuk Timur Tengah, Barbara Leaf, menemui Al Julani di Damaskus, Suriah, pada Jumat (20/12/2024). Langkah itu diperlukan AS agar bisa menjalin hubungan dengan pemerintahan sementara negara tersebut.
Baca Juga
Nah! Jumlah Pasukan AS di Suriah Tiba-Tiba Membengkak Jadi 2.000 Personel
Leaf mengatakan kepada Al Julani, AS telah mencabut sayembara untuk menangkapnya karena dia menyambut pesan positif dari pembicaraan, termasuk janji memerangi terorisme.
"Saya menyampaikan kepadanya bahwa kami tidak meneruskan sayembara hadiah Rewards for Justice yang telah berlaku selama beberapa tahun," kata Leaf, usai bertemu Al Julani, di Damaskus, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (21/12/2024).
Baca Juga
Kisah WNI Rasakan Mencekamnya Perang Suriah: Tak Bisa Tidur 2 Malam, Rumah Digedor-gedor
Setelah pembicaraan tersebut, lanjut dia, tidak masuk akal untuk memberikan hadiah bagi kepala orang itu.
"Kita akan mengupayakan kemajuan dalam bentuk prinsip dan tindakan, bukan hanya kata-kata," ujarnya.
Baca Juga
Israel Pakai Istilah dari Kitab Suci untuk Benarkan Agresi Militer di Suriah
Dia juga menegaskan, AS mendukung sepenuhnya proses politik yang sedang berlangsung di Suriah guna menghasilkan pemerintahan inklusif dan mewakili serta menghormati hak-hak semua warga, termasuk perempuan serta komunitas etnis dan agama.
Leaf juga mengatakan kepada Al Julani mengenai kebutuhan kritis untuk memastikan kelompok teroris tidak bisa memberikan ancaman di Suriah maupun luar negeri, termasuk bagi AS.
"Ahmed Al Sharaa berkomitmen untuk itu," katanya.