JAKARTA, iNews.id - Bagaimana proses pemilihan Paus dilakukan menjadi salah satu pertanyaan yang paling menarik dan penuh misteri bagi banyak orang di seluruh dunia. Sebagai pemimpin tertinggi Gereja Katolik, Paus memiliki peran penting dalam membimbing jutaan umat Katolik secara spiritual dan moral.
Oleh karena itu, proses pemilihan Paus tidak hanya melibatkan ritual dan tradisi yang sakral, tetapi juga aturan ketat yang menjamin pemilihan berjalan secara adil, rahasia, dan penuh hikmat.
Dalam tulisan ini, kita akan mengupas secara mendetail tahapan-tahapan yang dilalui dalam memilih Paus baru, mulai dari masa Sede Vacante, konklaf, hingga pengumuman resmi Paus terpilih kepada dunia.

Baca Juga
Paus Fransiskus Meninggal, Ini 7 Fakta Unik dari Paus Serba Satu
Bagaimana Proses Pemilihan Paus Dilakukan?
1. Masa Sede Vacante dan Persiapan Konklaf
Setelah Paus meninggal dunia atau mengundurkan diri, Gereja Katolik memasuki masa yang disebut Sede Vacante atau "tahta kosong". Pada masa ini, tidak ada Paus yang memimpin, dan administrasi sehari-hari Vatikan dipegang oleh Kardinal Camerlengo. Seluruh Kardinal yang berusia di bawah 80 tahun diundang untuk berkumpul di Vatikan guna memulai proses pemilihan Paus baru. Mereka mengikuti serangkaian pertemuan yang disebut congregations untuk membahas kondisi Gereja dan mempersiapkan konklaf.
2. Konklaf di Kapel Sistina
Konklaf adalah pertemuan tertutup para Kardinal untuk memilih Paus baru. Konklaf berlangsung di Kapel Sistina, sebuah ruang suci di Istana Apostolik Vatikan. Para Kardinal yang berpartisipasi akan dikurung di dalam kapel dan area sekitarnya selama proses pemilihan berlangsung, tanpa kontak dengan dunia luar. Hal ini dilakukan untuk menjaga kerahasiaan dan meminimalisir pengaruh eksternal. Setiap Kardinal bersumpah untuk menjaga rahasia proses pemilihan dengan sangat ketat.

Baca Juga
Bertemu Langsung di Vatikan, Haedar Nashir Kenang Paus Fransiskus sebagai Tokoh Humanis dan Penebar Damai
3. Pemungutan Suara
Para Kardinal menuliskan nama kandidat pilihan mereka pada kertas suara dengan tulisan Latin Eligo in summum pontificem yang berarti "Saya memilih sebagai Paus tertinggi". Setelah menuliskan nama, kertas suara dimasukkan ke dalam kotak suara yang disediakan. Sebelum memberikan suara, setiap Kardinal mengucapkan sumpah agar pilihannya benar-benar sesuai dengan kehendak Tuhan dan demi kebaikan Gereja.

Baca Juga
Pertama Kali, Vatikan Rilis Foto Persemayaman Jenazah Paus Fransiskus
4. Penghitungan dan Mayoritas Suara
Suara dihitung secara teliti oleh para pengawas yang ditunjuk. Untuk bisa terpilih menjadi Paus, seorang kandidat harus memperoleh suara dua pertiga plus satu dari jumlah Kardinal yang memberikan suara. Jika tidak ada kandidat yang mencapai mayoritas ini, pemungutan suara akan diulang. Proses ini dapat berlangsung selama beberapa hari hingga ada yang terpilih.

Baca Juga
Apa yang Terjadi Setelah Paus Fransiskus Meninggal Dunia? Simak Penjelasan Ini
5. Asap Hitam dan Asap Putih
Setelah setiap putaran pemungutan suara, surat suara dibakar. Jika belum ada Paus yang terpilih, surat suara dibakar bersama bahan kimia yang menghasilkan asap hitam sebagai tanda kegagalan pemilihan. Sebaliknya, jika seorang Paus baru telah terpilih, surat suara dibakar dengan bahan kimia yang menghasilkan asap putih, menandakan keberhasilan konklaf dan terpilihnya Paus baru.

Baca Juga
Breaking News: Paus Fransiskus Akan Dimakamkan Sabtu 26 April
Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow