Banjarnegara, Infojateng.id – Masyarakat Desa Ratamba, Kecamatan Pejawaran, yang terdampak bencana tanah gerak, segera mendapatkan hunian tetap (huntap), setelah ada kajian dari ahli geologi dari Universitas Jenderal Soedirman.
Lokasinya tetap di desa mereka, namun diperkirakan aman dari potensi tanah gerak.
Kepastian pembangunan huntap tersebut disampaikan Penjabat (Pj) Bupati Banjarnegara, Muhamad Masrofi, saat meninjau lokasi bencana tanah bergerak di Dukuh Kali Ireng, Desa Ratamba, Kecamatan Pejawaran, Kamis (30/1/2025).
“(Hal) yang utama tentunya, kita harus segera memberikan tempat yang layak. Saat ini kita sedang berupaya untuk membangun hunian tetap bagi para pengungsi. Kita harus ada percepatan, karena sebentar lagi sudah memasuki bulan puasa dan Hari Raya (Idulfitri). Tentu saja kita harus memberikan ketenangan bagi masyarat, dalam menjalankan ibadahnya,” ujar Masrofi.
Menurutnya, hunian tetap dibangunkan untuk warga yang menjadi korban terdampak bencana, baik yang memiliki tanah pribadi maupun tidak.
“Masyarakat terdampak yang sudah mempunyai tanah-tanah sendiri, atau tempat saudara, atau di tempat lain, juga kita bangunkan hunian,” lanjutnya.
Masrofi menambahkan, pembangunan akses jalan yang amblas di lokasi bencana belum dapat dilakukan, karena tanah masih bergerak. Selain itu, pihaknya menunggu rekomendasi dari ahli geologi.
“Yang penting (jalannya) bisa dilewati sepeda motor dulu. Kasihan anak-anak harus memutar sekitar setengah jam untuk sampai di sekolah. Nantinya harus ada akses untuk sepeda motor, agar bisa menjadi akses jalan ke sekolah. Jalan tersebut juga menjadi akses perekonomian masyarakat, sehingga harus menjadi perhatian khusus,” tambahnya.
Pj bupati mengimbau masyarakat untuk selalu waspada, karena musim hujan diperkirakan masih berlangsung hingga Februari 2025. Terlebih, warga yang tinggal di daerah rawan bencana.
“Kalau terjadi hujan, (masyarakat) lebih baik mengungsi karena bisa terancam, karena kondisi tanah saat ini masih bergerak. Jadi kalau hujan lebih baik mengungsi ke tetangga atau saudaranya dulu, yang berada di lokasi aman,” pesannya.
Sebagai informasi, berdasarkan catatan BPBD Banjarnegara, bencana tanah bergerak terjadi di Dukuh Kali Ireng, Desa Ratamba, Kecamatan Pejawaran.
Dampaknya, beberapa bangunan mengalami rusak berat, yakni 16 unit rumah, 1 unit musala, dan 1 pondok pesantren. Selain itu, sebanyak 7 rumah terancam rusak karena berada di sekitar wilayah patahan.
Akibat kejadian tersebut, sebanyak 21 kepala keluarga atau 62 orang, mengungsi ke rumah- rumah warga.
Selain itu, jalan kabupaten di wilayah Karangkobar-Batur amblas sepanjang 600 meter, sehingga tidak dapat dilalui kendaraan bermotor.
Tanah bergerak juga menyebabkan dua rumah di Desa Penusupan, Kecamatan Pejawaran terancam.
Akibatnya, tujuh orang penghuni rumah diungsikan di Desa Biting, Kecamatan Pejawaran. (eko/redaksi)