JAKARTA, iNews.id - Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Donald Trump akan dilantik untuk masa jabatan kedua pada 20 Januari 2025 mendatang. Trump dikenal sebagai seorang pengusaha sebelum terjun ke politik.
Trump diketahui sukses menjalankan kerajaan real estate-nya. Kekayaan bersih Trump diketahui mencapai 6,1 miliar dolar AS atau setara Rp98,64 triliun, menurut perkiraan Forbes per 6 Desember 2024.
Baca Juga
Mark Zuckerberg dan Jeff Bezos Masing-Masing Sumbang Rp16 Miliar untuk Pelantikan Trump
Saat Trump mempersiapkan masa jabatan kedua sebagai presiden, terdapat sejumlah miliarder yang akan menjadi penasihat dan menteri di kabinetnya.
Kabinet Trump pada masa jabatan pertama adalah yang terkaya di zaman modern dan mencakup beberapa multijutawan, termasuk miliarder kaya Wilbur Ross dan Steve Mnuchin, serta Betsy DeVos. Selain itu, terdapat sosok Diane Hendricks dan Isaac Perlmutter, di antara penasihat awalnya.
Baca Juga
Donald Trump Tegaskan Tak Akan Ganti Ketua The Fed Jerome Powell
Melansir Business Insider, akan ada kejelasan lebih lanjut tentang kekayaan bersih dari orang-orang yang akan mengisi kabinet Trump saat ini. Pengungkapan ini juga akan mengungkap konflik kepentingan, yang sering kali mengakibatkan divestasi besar-besaran.
Misalnya, pada tahun 2017, Steven Mnuchin, yang saat itu menjadi calon menteri keuangan, setuju untuk melakukan divestasi dari 43 perusahaan dan investasi untuk mematuhi standar tersebut.
Baca Juga
Wow, Elon Musk Habiskan Rp4 Triliun untuk Menangkan Donald Trump di Pilpres AS
Kepala Penasihat Etika di Citizens for Responsibility and Ethics, Virginia Canter mengatakan bahwa dalam beberapa kasus, calon pejabat yang berasal dari dunia ekuitas swasta atau modal ventura mungkin merasa sulit untuk mendivestasi aset mereka tepat waktu.
Berikut deretan miliarder yang akan bergabung dengan pemerintahan Trump:
1. Elon Musk
Elon Musk sejauh ini merupakan orang terkaya yang akan bergabung dengan pemerintahan Trump, dengan kekayaan bersih sebesar 355 miliar dolar AS atau setara Rp5.740 triliun (per 6 Desember 2024).
Musk, salah satu Kepala Komisi Efisiensi pemerintah Trump, akan bekerja dengan pengusaha konservatif Vivek Ramaswamy di luar pemerintah federal di Department of Government Efficiency (DOGE) atau Departemen Efisiensi Pemerintah. Keduanya bertekad ingin memangkas lebih dari 2 triliun dolar AS dari anggaran federal.
Untuk saat ini, Musk tidak dikenakan persyaratan divestasi karena dia berada di luar pemerintahan Trump. Pakar etika mengatakan masih harus dilihat apakah DOGE akan memenuhi definisi Undang-Undang Komite Penasihat Federal. Undang-undang era 1970-an ini berupaya untuk menertibkan panel eksternal dan terkadang rahasia yang memberi nasihat kepada pemerintah federal.
Jika DOGE melakukannya, Musk dan Ramaswamy mungkin diharuskan untuk mengajukan formulir pengungkapan keuangan. Yang terpenting, DOGE mungkin juga harus mengadakan rapat terbuka dan menyediakan catatannya kepada publik.
2. Warren Stephens
Bankir investor Warren Stephens merupakan orang yang dipilih Trump untuk menjadi Duta Besar AS berikutnya untuk Inggris. Stephens, yang memiliki kekayaan senilai 3,4 miliar dolar AS atau setara Rp54,98 triliun ini mengoperasikan bank investasi Stephens Inc yang berbasis di Little Rock, Arkansas,
Perusahaan tersebut merupakan pemain utama dalam IPO Walmart pada tahun 1970, dan kemudian membantu membiayai pembangunan Superdome, markas New Orleans Saints dari NFL.
Jabatan yang akan dia emban dianggap sebagai salah satu tugas paling mewah dalam dinas luar negeri. Presiden sering menunjuk donatur utama untuk jabatan tersebut. Duta besar pada pemerintahan pertama Trump untuk Inggris adalah Woody Johnson, salah satu pemilik New York Jets dari NFL.