Semarang, Infojateng.id – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah siap mendukung Bulog dalam penyerapan gabah dan beras, untuk mendukung swasembada pangan.
Untuk itu, Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana, menginstruksikan agar gudang penyimpanan milik pemerintah didayagunakan, supaya target serapan 532 ribu ton dapat tercapai.
Hal itu disampaikan Nana, saat rakor optimalisasi penyerapan gabah dan beras, di Graha Oryza Sativa, Bulog Kanwil Jateng, Rabu (5/2/2025).
Acara tersebut dihadiri pula oleh Pangdam IV Diponegoro Mayjen TNI Deddy Suryadi, Ketua DPD Perpadi Jateng Tulus Budiyono, serta perwakilan dari BIN Jateng dan kepala OPD terkait se-Jawa Tengah
Pj gubernur menjelaskan bahwa poin tersebut merupakan salah satu dari enam arahan agar penyerapan gabah dan beras di Jawa Tengah optimal.
“Kami harap Bulog mampu menyerap gabah sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP), yakni Rp6.500 per kilogram gabah kering panen (GKP), dan Rp 12.000 per kilogram beras, tanpa memandang kualitas (GKP). Namun, petani kami minta tetap siapkan gabah dan beras yang berkualitas,” tutur Nana.
Selanjutnya, Nana meminta Persatuan Pengusaha Penggilingan padi (Perpadi), mempersiapkan minimal 20 persen dari hasil produksi yang akan dibeli oleh Bulog.
Kemudian, Distanbun Jawa Tengah bersama Kodam IV/ Diponegoro diminta melakukan pendampingan, dalam pelaksanaan penyerapan gabah dan beras.
Dalam pengoptimalan penyimpanan hasil serapan, Nana menginstruksikan Disperindag provinsi dan kabupaten/ kota agar membantu Bulog, dengan mendayagunakan gudang yang telah ada.
Tak kalah penting, ia juga minta stakeholder terkait bersinergi untuk membina petani pada saat panen, agar gabah dan beras yang dihasilkan tetap berkualitas.
“Selain itu, kami juga menekankan kepala Dishanpan Provinsi Jawa Tengah maupun kabupaten/kota, menyiapkan beras cadangan setiap tahun, yang dibeli dari Gapoktan. Ini nantinya akan diberikan pada masyarakat miskin yang membutuhkan, pada kondisi seperti bencana,” imbuh dia.
Sementara Kepala Kanwil Bulog Jateng, Sopran Kennedy mengatakan, target serapan pada 2025 meningkat 400 persen dari tahun sebelumnya.
Dalam upaya menuntaskan serapan hasil produksi petani sebanyak 532 ribu ton, pihaknya menyiapkan gudang penyimpanan berkapasitas 75 ribu ton. Untuk mengatasi kekurangan gudang penyimpanan, sejumlah strategi telah disiapkan.
“Kita akan kerja sama dengan gudang filial, baik sistem sewa atau pinjam pakai. Juga dengan TNI, BUMN, juga resi gudang pada fasilitas yang dikelola dinas perdagangan, maupun pemda. Tentunya kita akan asesmen kelayakannya, untuk penyimpanan komoditi beras,” jelas Sopran.
Selain itu, pihaknya juga berencana mengusulkan mobilisiasi nasional (mobnas) out, hasil serapan gabah atau beras ke wilayah lain.
Dengan cara itu, akan didapatkan ruang kosong, yang akan menambah kapasitas gudang penyimpanan.
“Paling tidak setengah atau 50 persen dari stok yang ada bisa kita mob out, untuk mendapat space kurang lebih 50-60 ribu,” ungkapnya.
Ia memaparkan, pada Februari ini akan ada sekitar 700-800 ribu hektare luas panen. Sehingga, banjir yang sempat menggenangi sekitar 6.000 hektare sawah di beberapa wilayah, tidak berdampak signifikan pada jumlah serapan gabah/ beras.
“Kita baru menyerap 2.000 ton karena memang masih menunggu regulasi baru dari awalnya penyerapan GKG, GKP, beras, sekarang ada kebijakan baru melalui Bapanas GKP diserap dengan any quality, tetapi khusus beras berpatokan pada standar kualitas yang ditetapkan pemerintah,” pungkasnya. (eko/redaksi)