CHICAGO, iNews.id - Jarum Jam Kiamat, Selasa (28/1/2025), kembali bergeser mendekati tengah malam, simbol dari potensi kehancuran dunia. Bulletin of Atomic Scientist (BAS), organisasi nirlaba yang berpusat di Chicago, Amerika Serikat, menjelaskan jarum jam bergerak 1 detik menjadi 89 detik lagi mendekat ke tengah malam.
"Kami mengirim sinyal yang jelas. Karena dunia sudah sangat dekat dengan jurang, pergerakan bahkan 1 detik pun harus dianggap sebagai indikasi bahaya ekstrem serta peringatan yang tidak salah lagi bahwa setiap detik penundaan dalam membalikkan arah meningkatkan kemungkinan bencana global," bunyi pernyataan BAS, seperti dikutip dari BBC, Rabu (29/1/2025).
Baca Juga
Putin: Jika Trump Menang Pilpres AS 2020, Perang Ukraina Mungkin Tak Terjadi
Menurut organisasi yang menginisiasi Jam Kiamat tersebut, perang yang terus berlanjut di Ukraina bisa menjadi bencana nuklir kapan saja, dipicu oleh keputusan yang terburu-buru atau salah perhitungan.
BAS, terdiri atas panel para ilmuwan, juga menyoroti konflik di Timur Tengah yang bisa lepas kendali.
Baca Juga
Kontras! Netanyahu Ingin Perang Lagi, Trump Bicara Perdamaian di Gaza
"Konflik di Timur Tengah yang mengancam akan lepas kendali menjadi perang lebih luas tanpa peringatan," demikian isi pernyataan.
Para ilmuwan kembali mengingatkan bahayanya perubahan iklim yang memicu pemanasan global.
Upaya yang dilakukan oleh banyak negara saat ini dalam menangani perubahan iklim belum memuaskan.
Baca Juga
Israel Jatuhkan 100.000 Ton Bom di Gaza selama Perang, Hancurkan Ratusan Ribu Bangunan
"Karena sebagian besar pemerintah gagal memberlakukan inisiatif pendanaan dan kebijakan yang diperlukan guna menghentikan pemanasan global," kata BAS.
BAS juga menyoroti sektor biologi yakni penyakit-penyakit yang muncul terus mengancam perekonomian, masyarakat, serta keamanan dunia.