ISTANBUL, iNews.id - Ketua parlemen dari 13 negara, termasuk Indonesia, bertemu di Istanbul, Turki, Jumat (18/4/2025), untuk membahas konflik di Jalur Gaza. Negara-negara yang tergabung dalam Groups of Parliaments in Support of Palestine tersebut mengutuk serangan Israel di Gaza yang telah berlangsung hampir 18 bulan.
Mereka juga mendesak organisasi-organisasi internasional untuk mengambil tindakan guna menghentikan serangan Israel.

Baca Juga
ICC Minta Hongaria Jelaskan Kegagalan Menangkap Benjamin Netanyahu
Ketua DPR RI Puan Maharani mengatakan, hal yang paling dibutuhkan Palestina adalah keadilan. Dia menegaskan parlemen harus menjadi bagian dari solusi masalah Palestina.
Setiap parlemen, lanjut Puan, tidak bisa tinggal diam. Tanggung jawab mereka tidak hanya terhadap konstituen, tapi juga keadilan, kemanusiaan, dan perdamaian.

Baca Juga
Bela Palestina, Korut: Israel Terang-terangan Ingin Rebut Gaza!
Ketua parlemen Dewan Rakyat Malaysia Johari bin Abdul mengatakan, negaranya akan terus menunjukkan dukungan yang tak tergoyahkan terhadap kemerdekaan dan kedaulatan Palestina serta mengutuk pembunuhan warga sipil.
Palestina, kata Johari, bukan sekadar masalah kebijakan luar negeri bagi Malaysia, melainkan isu kemanusiaan dan hati nurani.

Baca Juga
Bertemu Menlu AS Rubio, Menlu Sugiono Tegaskan Indonesia Tolak Relokasi Warga Gaza
Ketua parlemen Pakistan Serdar Ayaz Sadiq menegaskan, masalah Palestina bukanlah sekadar politik tapi ujian hati nurani. Rasa keadilan, kebebasan, dan martabat rakyat Palestina telah dilucuti oleh Israel.
Israel, kata Sadiq, telah menghalangi konvoi bantuan kemanusiaan memasuki Gaza dengan sengaja serta terus mengebom wilayah tersebut. Bahkan Israel membunuh staf organisasi kemanusiaan.
Dalam pesan video, ketua parlemen Spanyol Armengol Socias menegaskan apa yang terjadi di Gaza merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan.
"Setelah gencatan senjata selama 2 bulan, Israel melanggar gencatan senjata dan terus mengebom warga Gaza, membunuh banyak anak-anak, menghancurkan fasilitas kesehatan, dan meledakkan ambulans yang membawa petugas medis. Pembantaian telah mencapai tingkat yang lebih tak tertahankan," katanya, seperti dikutip dari Anadolu, Sabtu (19/4/2025).