Mengunjungi Al Shindagha Museum, Melihat Dubai Masa Lalu yang Bergantung pada Mutiara Jadi Kota Modern

6 hours ago 4

DUBAI, iNews.idDubai yang dikenal dengan kemegahan gedung-gedung pencakar langit masih mempertahankan kawasan bersejarah Al Shindagha Museum, saksi bisu perjuangan kota ini. Museum yang berlokasi di tepi sungai kecil Dubai Creek, mengungkap bagaimana transformasi desa nelayan yang dulunya mengandalkan mutiara dan ikan menjadi kota modern dan terpadat di Uni Emirat Arab (UEA).  

Jurnalis iNews.id berkesempatan mengunjungi Al Shindagha Museum pada Senin, 21 April 2025, atas undangan Department of Economy and Tourism (DET) of Dubai. Museum ini tidak sekadar menyimpan artefak, tetapi juga menjadi pintu yang mengajak pengunjung menembus lorong waktu kehidupan Dubai masa lalu.

Pertunjukan Kembang Api Terbesar di Dunia, Rekor Tahun Baru Dipegang Dubai 

Baca Juga

Pertunjukan Kembang Api Terbesar di Dunia, Rekor Tahun Baru Dipegang Dubai 

22 Paviliun dengan 162 Rumah Bersejarah

Begitu kaki melangkah ke kompleks Al Shindagha Museum, kami langsung melihat deretan rumah-rumah tradisional berarsitektur khas Emirat. Bentuknya mirip, kotak persegi, berwarna cokelat karena dinding dan atapnya yang terbuat dari pasir dan batu karang. Pintu dan jendelanya juga berwarna senada.

Wow! Dubai Bangun Jaringan Drainase Rp131 Triliun usai Dihantam Banjir Besar

Baca Juga

Wow! Dubai Bangun Jaringan Drainase Rp131 Triliun usai Dihantam Banjir Besar

Yang unik, rumah-rumah ini memiliki barjeel di bagian atas bangunan, yakni menara angin untuk sirkulasi dan pendingin udara alami. Setiap rumah dipisahkan oleh jalan-jalan sempit seperti lorong-lorong yang disebut sikka. Sebagian bentuknya lurus dan zig zag. Ternyata ini bertujuan untuk memberikan privasi bagi penghuni sekaligus berfungsi sebagai terowongan angin yang meneduhkan rumah-rumah dari udara panas. 

Tidak seperti museum pada umumnya, Al Shindagha Museum memungkinkan pengunjung berjalan dari satu rumah ke rumah lain di kawasan bersejarah Bur Dubai. Pemandu kami, Amnaa mengatakan, museum ini memiliki 162 rumah tradisional dan 22 paviliun. Berjalan ke rumah demi rumah yang dilengkapi teknologi modern dan narasi visual yang memikat, seperti masuk ke halaman-halaman buku sejarah yang hidup.

RI Bakal Belajar dari Dubai untuk Bangun Pusat Keuangan di IKN 

Baca Juga

RI Bakal Belajar dari Dubai untuk Bangun Pusat Keuangan di IKN 

Salah satu instalasi menakjubkan di Al Shindagha Museum, Dubai, UEA, yang menggambarkan perubahan Dubai dari masa ke masa. (iNews.id/Maria Christina Malau)Salah satu instalasi menakjubkan di Al Shindagha Museum, Dubai, UEA, yang menggambarkan perubahan Dubai dari masa ke masa. (iNews.id/Maria Christina Malau)

Dubai Creek: Birth of City

Tempat pertama yang kami kunjungi adalah Paviliun Dubai Creek: Birth of City. Rumah ini mengungkap bagaimana kehidupan masyarakat tradisional Dubai mulai berubah menjadi modern di Dubai Creek. Dengan teknologi proyeksi 360 derajat, kami seperti bisa melihat langsung kehidupan Dubai di masa lalu, orang-orang Emirat yang sedang berdagang mutiara, para pelaut, dan pembuat perahu dhow, dan bagaimana mereka berhasil membangun kota.

Read Entire Article
Kabar Jateng | InewS | | |