Profil Salwan Momika, Aktivis Anti-Islam Pembakar Alquran yang Ditembak Mati di Swedia

3 hours ago 1

JAKARTA, iNews.id - Profil Salwan Momika, aktivis anti-Islam yang kerap melakukan aksi membakar Alquran, di Swedia, menarik diketahui. Momika ditembak di apartemen Kota Sodertalje, dekat Ibu Kota Stockholm, pada Rabu (29/1/2025) malam dan dinyatakan meninggal pada Kamis pagi setelah menjalani perawatan di rumah sakit.

Pria 38 tahun itu melakukan serangkaian aksi membakar Alquran di depan umum pada 2023 dan 2024, termasuk di Denmark.

Salwan Momika Pembakar Alquran Sedang Live Streaming saat Ditembak, Polisi Cari Rekaman

Baca Juga

Salwan Momika Pembakar Alquran Sedang Live Streaming saat Ditembak, Polisi Cari Rekaman

Aksinya itu mendapat perhatian global, memicu kemarahan dari negara-negara Muslim. Bahkan beberapa pemimpin negara lain, termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin, mengecam aksi Momika dengan menyebutnya sebagai penistaan terhadap kitab suci, ketimbang kebebasan berekspresi.

Bukan hanya Momika, kemarahan umat Islam ditujukan kepada Swedia yang dianggap melindungi imigran Irak itu.

Salwan Momika Pembakar Alquran Ditembak Mati, Swedia Curigai Keterlibatan Negara Asing

Baca Juga

Salwan Momika Pembakar Alquran Ditembak Mati, Swedia Curigai Keterlibatan Negara Asing

Profil Salwan Momika

Salwan Momika merupakan imigran asal Irak yang pindah ke Eropa setelah negara asal tak menerimanya lagi. Sejak lama, penganut Kristen Katolik Asiria itu memiliki pandangan yang anti-Islam sehingga kerap berseberangan dengan penduduk Irak.

Momika lahir di Distrik Al Hamdaniya, Qaraqosh, Provinsi Nineveh, Irak. Selama perang saudara yang berlangsung 2006 hingga 2008, dia bergabung dengan Partai Patriotik Asiria dan sempat menjadi penjaga keamanan di markas besarnya di Mosul.

Pada Juni 2014, setelah Mosul direbut oleh ISIS, Momika menjadi bagian dari Pasukan Mobilisasi Populer (PMF) untuk menentang ISIS. 

Dia terlihat dalam video mengenakan pakaian militer memegang senjata api dan bersumpah setia kepada Brigade Imam Ali, sayap militer Gerakan Islam Irak.

Momika melarikan diri ke Jerman pada 2017 dengan visa Schengen. Di sana dia secara terbuka meninggalkan agama Kristen dan menyatakan sebagai ateis. 

Momika kemudian mengajukan suaka di Swedia pada April 2018 dan terdaftar sebagai pengungsi Irak.

Kemudian, pada April 2021, dia mendapat izin tinggal sementara selama 3 tahun yang berlaku hingga April 2024. Namun, permohona untuk mendapatkan tempat tinggal tetap, yang diperlukan untuk kewarganegaraan Swedia, ditolak.

Alasannya ada perbedaan dalam permohonan suaka, termasuk pengakuan palsunya mengenai keterlibatannya dengan Brigade Imam Ali yang terlarang di Swedia.

Saat berada di Swedia, dia dekat dengan anggota parlemen Partai Demokrat Kristen Robert Halef dan bertemu dengan Julia Kronlid dari Partai Demokrat Swedia. 

Momika kemudian menyatakan minatnya untuk mencalonkan diri sebagai kandidat untuk Partai Demokrat Swedia.

Dia kemudian diusir dari Swedia untuk mengajukan suaka di Norwegia. Hal itu diungkapkannya kepada media setelah Swedia menolak memperpanjang izin tinggalnya.

Read Entire Article
Kabar Jateng | InewS | | |