PATI, iNews.id - Remaja yatim piatu ditangkap warga usai kedapatan mencuri empat tandan pisang di Kecamatan Tlogowungu, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Dia ditelanjangi dan diarak warga hingga videonya viral di media sosial.
Belakang diketahui identitas remaja pelaku pencurian pisang berinisial AAP (17) warga Trangkil, Kabupaten Pati. Anak yatim ini nekat mencuri lantaran lapar dan untuk memberikan makan adiknya di rumah.

Baca Juga
Viral 4 Anak Yatim Tinggal Tanpa Orang Tua dengan Kondisi Memprihatinkan, Begini Kisahnya
Dalam video viral tampak remaja tersebut memikul pisang yang dicurinya lalu berjalan kaki menyusuri permukiman warga. Dia diarak massa dan dipertontonkan karena mencuri untuk mengisi perut
Beberapa warga di pinggir jalan terlihat menertawakan dan meneriakinya. Ada juga sampai yang menyentuhnya secara fisik.

Baca Juga
Miris Anak Yatim di Serang Kelaparan Masuk Rumah Tetangga, Tepergok lalu Tusuk Korban
Informasi diperoleh iNews, pencurian ini terjadi di kebun pisang milik Kamari (50) warga Tlogowungu, Senin (17/2/2025) pukul 15.30 WIB. Dua saksi melihat pelaku AAP memikul empat tandan pisang menggunakan tongkat kayu dan langsung menangkapnya.
Alih-alih menyerahkannya langsung ke polisi, warga mengaraknya keliling kampung. Setelah itu dia diserahkan ke polisi.
Baca Juga
Sosok Alif Siswa SMK Yatim Piatu di Jember, Tiap Hari Lari 5 km ke Sekolah demi jadi TNI
Setelah diperiksa di Polsek Tlogowungu, terungkap AAP anak yatim yang hidup dalam keterbatasan dan merawat adiknya seorang diri. Menyadari latar belakang ini, polisi memutuskan untuk mengedepankan pendekatan restorative justice dalam penyelesaian kasus tersebut.
Editor: Donald Karouw