JAKARTA, iNews.id - Contoh artikel lingkungan beserta fakta dan opini menarik untuk diulas kali ini. Jenis tulisan ini bisa kita temukan dengan mudah di berbagai sumber tulisan, baik cetak maupun elektronik.
Melansir buku Artikel, karya Ainun (2020), artikel adalah sebuah tulisan yang sebenarnya lengkap dengan panjang tertentu yang dibuat untuk dipublikasikan melalui koran, majalah, buletin, dan lain-lain.
![Cara Menyusun Artikel yang Informatif dan Menarik](https://img.inews.co.id/media/100/files/inews_new/2025/01/15/contoh_artikel_tentang_internet.jpg)
Baca Juga
Contoh Artikel tentang Internet: Cara Menyusun Artikel yang Informatif dan Menarik
Tujuan ditulisnya artikel ini adalah untuk menyajikan ide-ide dan fakta-fakta yang dapat meyakinkan, mendidik, dan menghibur.
Berbagai tema pun bisa jadi pembahasan pada artikel ataupun sebuah tulisan, salah satunya adalah lingkungan.
![Tips Menarik Tingkatkan Kualitas Tulisan](https://img.inews.co.id/media/100/files/inews_new/2022/12/05/cara_membuat_artikel.jpg)
Baca Juga
Cara Membuat Artikel dan Contohnya: Tips Menarik Tingkatkan Kualitas Tulisan
Melansir berbagai sumber, Jumat (7/2/2025), berikut contoh artikel lingkungan beserta fakta dan opini yang bisa dipelajari dan dipahami.
Contoh Artikel Lingkungan Beserta Fakta dan Opini
1. Dampak Buruk Polusi Udara bagi Anak-Anak
Polusi udara telah menjadi masalah global yang serius, dan anak-anak merupakan kelompok yang paling rentan terhadap dampaknya. Dengan sistem pernapasan yang masih berkembang dan tingkat aktivitas yang tinggi, anak-anak lebih mudah terpapar polutan berbahaya.
![5 Artikel Bahasa Jawa Singkat dengan Berbagai Tema](https://img.inews.co.id/media/100/files/inews_new/2022/08/18/contoh_artikel.jpg)
Baca Juga
5 Artikel Bahasa Jawa Singkat dengan Berbagai Tema
Menurut penelitian, paparan jangka panjang terhadap polusi udara dapat meningkatkan risiko penyakit pernapasan seperti asma, bronkitis, dan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) pada anak-anak.
Anak-anak yang tinggal di daerah dengan kualitas udara buruk lebih cenderung mengalami gejala pernapasan seperti batuk dan sesak napas.
![5 Contoh Artikel Deskriptif yang Bisa Jadi Referensi Belajar Siswa](https://img.inews.co.id/media/100/files/inews_new/2022/08/18/contoh_artikel.jpg)
Baca Juga
5 Contoh Artikel Deskriptif yang Bisa Jadi Referensi Belajar Siswa
Polusi udara tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, tetapi juga dapat memengaruhi perkembangan neurologis anak. Penelitian menunjukkan bahwa paparan polusi dapat berhubungan dengan gangguan perkembangan kognitif dan peningkatan risiko gangguan mental seperti depresi dan kecemasan.
Dari sudut pandang saya, penanganan masalah polusi udara harus menjadi prioritas utama bagi pemerintah dan masyarakat. Anak-anak adalah generasi penerus yang harus dilindungi dari dampak buruk lingkungan ini.
![Contoh Artikel tentang Kesenian yang Bisa Dipahami Siswa](https://img.inews.co.id/media/100/files/inews_new/2022/08/18/contoh_artikel.jpg)
Baca Juga
Contoh Artikel tentang Kesenian yang Bisa Dipahami Siswa
Tindakan nyata harus diambil untuk mengurangi sumber-sumber polusi, seperti emisi kendaraan bermotor dan pembakaran sampah.
Pendidikan masyarakat tentang pentingnya menjaga kualitas udara juga sangat penting. Setiap individu dapat berkontribusi dengan cara sederhana, seperti menggunakan transportasi umum atau sepeda, mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, serta mendukung kebijakan ramah lingkungan.
Selain itu, pemerintah perlu memperkuat regulasi terkait emisi industri dan memberikan insentif bagi perusahaan yang menerapkan praktik ramah lingkungan.
Dengan upaya bersama antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan aman bagi anak-anak kita.
2. Pentingnya Reboisasi untuk Keberlanjutan Lingkungan
Reboisasi atau penanaman kembali pohon di area yang telah gundul, menjadi salah satu solusi penting dalam menghadapi masalah lingkungan yang semakin mendesak.
Di Indonesia, laju deforestasi yang tinggi telah mengakibatkan kerusakan ekosistem, perubahan iklim, dan hilangnya keanekaragaman hayati.
Menurut data dari Forest Watch Indonesia, deforestasi di Indonesia meningkat dari 1,1 juta hektare per tahun (2009-2013) menjadi 1,47 juta hektare per tahun (2013-2017) . Hal ini menunjukkan perlunya reboisasi untuk memulihkan ekosistem yang telah rusak.
Hutan sendiri memiliki peran yang sangat penting sebagai penyerap karbon dioksida (CO2), gas rumah kaca yang berkontribusi pada pemanasan global. Dengan melakukan reboisasi, kita dapat membantu menurunkan kadar CO2 di atmosfer dan memperbaiki kualitas udara.
Reboisasi juga menjadi upaya manusia untuk membantu melestarikan keanekaragaman hayati dengan menyediakan habitat baru bagi hewan dan tumbuhan yang terancam punah.
Dari sudut pandang saya, reboisasi harus menjadi prioritas utama dalam upaya pelestarian lingkungan. Masyarakat perlu menyadari bahwa setiap individu memiliki peran penting dalam menjaga kelestarian hutan.
Melalui program pendidikan dan kesadaran lingkungan, masyarakat dapat lebih memahami dampak dari deforestasi dan pentingnya reboisasi.
Selain itu, pemerintah juga harus mengambil langkah tegas dalam melindungi hutan yang tersisa serta mendukung program reboisasi. Insentif bagi masyarakat yang berpartisipasi dalam kegiatan penghijauan akan mendorong lebih banyak orang untuk terlibat.
Reboisasi bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau organisasi non-pemerintah; setiap orang dapat berkontribusi dengan menanam pohon di lingkungan sekitar mereka. Dengan tindakan kecil ini, kita dapat membuat dampak besar bagi keberlanjutan lingkungan.
3. Dampak Penumpukan Sampah pada Lingkungan
Penumpukan sampah merupakan masalah serius yang dihadapi banyak negara, termasuk Indonesia. Dengan jumlah sampah yang terus meningkat setiap tahun, dampak negatifnya terhadap kesehatan manusia dan lingkungan semakin terasa.
Sampah yang menumpuk dapat menjadi sarang bagi berbagai mikroorganisme patogen seperti bakteri dan virus. Hal ini meningkatkan risiko penyakit menular seperti diare, demam tifoid, dan leptospirosis.
Selain itu, tumpukan sampah juga dapat menarik hama seperti tikus dan lalat yang berpotensi menyebarkan penyakit.
Penumpukan sampah tidak hanya mencemari udara dengan bau tidak sedap, tetapi juga dapat mencemari tanah dan air. Air yang mengalir melalui tumpukan sampah dapat terkontaminasi oleh zat berbahaya, menyebabkan pencemaran pada sumber air tanah.
Pembuangan sampah ke sungai sering kali mengakibatkan penyumbatan aliran air, yang dapat memicu banjir saat musim hujan.
Dari sudut pandang saya, penanganan masalah penumpukan sampah harus menjadi prioritas utama bagi pemerintah dan masyarakat. Upaya edukasi mengenai pentingnya pengelolaan sampah yang baik sangat diperlukan.
Masyarakat perlu diajarkan untuk memilah sampah, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, dan berpartisipasi dalam program daur ulang.
Pemerintah juga harus lebih tegas dalam menegakkan regulasi terkait pengelolaan sampah dan memberikan fasilitas yang memadai untuk pembuangan sampah. Tanpa kerja sama antara pemerintah dan masyarakat, upaya untuk mengatasi masalah ini akan sia-sia.