Wawancara Bupati Sudewo Terkait Penataan RSUD Soewondo Pati

1 week ago 16

Pertanyaan: Bagaimana komentar Pak Bupati terkait kondisi RSUD Soewondo Pati?  

Jawaban:

Rumah Sakit Soewondo saat ini masih dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Sarana dan prasarananya benar-benar perlu penanganan serius. Konektivitas antarbangsal sangat buruk, tidak tertata dengan baik. Sirkulasi udara juga tidak bagus, suasananya terasa pengap.

Keramik-keramik di rumah sakit pun beragam jenis dan warnanya, tidak seragam. Semua ini perlu penataan ulang secara total.

Namun saya yakin, di bawah kepemimpinan Direktur baru, dr. Rini Susilowati, kondisi ini bisa dibenahi secara bertahap. Saya juga sudah menghadirkan arsitek dari Jakarta, yakni dari PT. PENTA, salah satu firma arsitektur terbaik di Indonesia. Tim arsitek ini akan melihat secara detail apa saja yang harus diperbaiki.

Saya sendiri tidak habis pikir, tidak bisa membayangkan bagaimana rumah sakit ini bisa sampai dalam kondisi seperti ini. Karena itu, penataan harus dilakukan oleh tenaga profesional, yang benar-benar ahli di bidangnya. Insya Allah, dengan kehadiran tim arsitek ini, penataan rumah sakit akan menjadi lebih baik dan anggaran yang dikeluarkan tidak terbuang sia-sia.

Perlu diingat, saat ini Rumah Sakit Soewondo dalam kondisi keuangan yang tidak sehat. Bahkan bisa dikatakan tidak ada dananya. Maka dari itu, kami berharap dukungan dari APBD bisa membantu mengatasi kondisi ini.

Pertanyaan: Terkait progres seleksi pegawai non-ASN bagaimana perekembanganya?

Proses seleksi sudah berjalan sesuai jadwal. Tes tertulis atau akademik telah dilaksanakan, kemudian dilanjutkan dengan wawancara. Ada yang lolos, dan tentu saja ada yang tidak lolos.

Pertanyaan: Yang tidak lolos, apakah langsung diberhentikan?

Tidak. Mereka tetap akan menyelesaikan kontraknya terlebih dahulu. Setelah kontrak selesai, baru akan diputuskan apakah diperpanjang atau tidak, tergantung kebutuhan dan kondisi rumah sakit.

Pertanyaan: Pak Kemarin, soal akses liputan di rumah sakit ini, kenapa sulit ya?

Saya pribadi tidak merasakan ada kesulitan. Ini mungkin hanya perasaan dari teman-teman media. Saya selalu terbuka dan merespons kapan pun saya ditanya, tidak pernah menghindar.

Pertanyaan: Kebijakan pengurangan pegawai honorer itu bagaimana, Pak?

Itu memang kebijakan saya, berdasarkan kondisi rumah sakit yang sedang tidak sehat. Saya bertanggung jawab sepenuhnya, tidak ada yang saya hindari.

Pertanyaan: Ada informasi bahwa yang tidak lolos mau lapor polisi. Tanggapan Bapak?

Silakan saja kalau mau lapor polisi. Tapi sebenarnya, yang berhak melapor itu kami. Karena ada indikasi mereka masuk tidak melalui prosedur yang benar, tanpa pengumuman atau seleksi, tiba-tiba diterima kerja. Bahkan ada dugaan kuat praktik suap, dengan nilai sampai 80 sampai 100 juta rupiah per orang.

Kalau mereka mau lapor, saya pun siap lapor balik. Biar nanti diuji di kepolisian. Yang harus diproses hukum justru mereka, karena masuk dengan cara tidak sehat.

Pertanyaan: Untuk rekrutmen pegawai baru, apakah ada jaminan tidak ada praktik suap?

Tentu saja. Seleksi ini dilakukan secara transparan dan bersih. Kalau memang ada indikasi suap dalam proses seleksi ini, silakan laporkan kepada kami. Kalau terbukti, pasti saya pecat, meskipun sudah berstatus pegawai tetap.

Saya ingin rumah sakit ini memiliki sumber daya manusia yang benar-benar baik. Bukan hanya pintar, tapi juga ramah, ikhlas dalam melayani, dan tidak jutek. (*)


Read Entire Article
Kabar Jateng | InewS | | |