Motivasi Lulusan CT Arsa, Ahmad Luthfi: Anak Petani Bisa Jadi Gubernur

2 days ago 17

Sukoharjo, infojateng.id –  Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi memotivasi 101 lulusan SMA Unggulan CT Arsa Foundation Sukoharjo untuk tidak takut bermimpi besar.

Bagi Luthfi, latar belakang keluarga bukan penentu utama masa depan.

“Saya anak petani, dulu telur satu dibagi enam. Tapi saya bisa jadi gubernur. Kalian pasti bisa lebih dari saya,” ucap Luthfi saat memberikan sambutan pada pelepasan Angkatan Lima Atmaja Betala, Sukoharjo, Sabtu (28/6/2025).

Luthfi hadir menyaksikan langsung pelepasan 101 siswa dari berbagai daerah di Jateng, DIY, dan Madiun Raya. Semuanya berasal dari keluarga kurang mampu desil 1, namun prestasi mereka membanggakan.

Sebanyak 85 diterima di perguruan tinggi negeri terbaik, 7 di perguruan tinggi luar negeri, 7 di perguruan tinggi swasta ternama, dan 2 di politeknik.

“Bapak ibu harus bangga, anak-anak Panjenengan ini adalah yang terbaik di Jawa Tengah. Saya duduk di sebelah Pak Chairul Tanjung, Beliau berkaca-kaca karena sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain,” lanjut Luthfi.

Gubernur menekankan, pendidikan adalah kunci utama dalam rangka pengentasan kemiskinan.

“Di Jawa Tengah, tingkat kemiskinan masih 9,58 persen. Identitas masyarakat bukan hanya sandang, pangan, dan papan. Ada pula yang paling pokok, adalah pendidikan,” tegasnya.

Ia menambahkan, Pemprov Jateng saat ini telah memberikan beasiswa bagi anak tidak sekolah (ATS) sebanyak 1.100 anak putus sekolah atau rentan putus sekolah di SMA, SMK dan SLB.

Total anggaran Rp 2,2 miliar, per anak Rp 2 juta peruntukannya SMA 200 anak, SMK 893 anak, dan SLB 7 anak.

Selain itu, juga diberikan beasiswa bagi 15.000 siswa, rinciannya SMA 6.000 siswa, SMK 7.000 siswa, SLB 2.000 siswa dari keluarga miskin yang tidak putus sekolah. Total bantuan Rp 15 miliar untuk kebutuhan personal setiap peserta didik.

Salah satu siswa, Esa dari Purworejo, merupakan anak tunggal dari ibu single parent, telah diterima di IPB jurusan Proteksi Tanaman.

“Sekarang sedang proses daftar KIP biar bisa lanjut kuliah dengan beasiswa,” katanya.

Sementara Daffa Aziz Firmansyah dari Cilacap, paling mencuri perhatian. Lantaran anak seorang petani yang kini sakit stroke, diterima di 14 kampus luar negeri, termasuk University of Sydney, Monash University dan Nanyang Technological University (NTU).

Suwarti, ibu dari Daffa, hanya bisa bersyukur. Berprofesi sebagai petani, dia tak pernah mengira anaknya dapat terus melanjutkan pendidikan. Bahkan diterima di perguruan tinggi di luar negeri.

“Kami sama sekali nggak bayar biaya apa pun. Semua dari CT Arsa. Makan, tempat tinggal, sekolah. Kami sangat berterima kasih pada Pak Chairul Tanjung dan Allah yang kasih anak seperti ini,” ujar Suwarti ditemui di sela prosesi pelepasan.

Retno, ibu dari Ayu Nabilawati asal Semarang, hanyalah seorang penata rambut.

“Saya ibu rumah tangga, juga usaha kecil-kecilan. Anak saya sudah diterima di Politeknik Semarang,” katanya penuh haru.

Ketua CT Arsa Foundation, Anita Ratnasari Tanjung, menyebut sekolah ini lahir dari semangat memutus rantai kemiskinan.

“Cikal bakal kami dari tsunami. Kami menyekolahkan anak-anak Aceh dan Medan. Tahun 2010 kami mulai dirikan sekolah. Sekarang sudah 147 sekolah dan masjid berdiri. CT Arsa ditunjuk sebagai percontohan sekolah rakyat,” jelas Anita.

Ia menambahkan, CT Arsa kini berada di peringkat 4 nasional, bahkan di atas SMA Taruna Nusantara, dan telah meluluskan 1.721 siswa berprestasi: 1.044 dari Deli Serdang dan 677 dari Sukoharjo. (eko/redaksi)

Read Entire Article
Kabar Jateng | InewS | | |