Putus Rantai Penyebaran PMK, Pemkab Temanggung Lakukan Desinfeksi Pasar Hewan

11 hours ago 1

Temanggung, Infojateng.id – Untuk mencegah penularan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Temanggung melalui Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) setempat melakukan desinfeksi dan dekontaminasi di Pasar Hewan Kranggan.

Kepala DKP3 Temanggung, Joko Budi Nuryanto mengatakan, di daerah tersebut ditemukan 73 hewan terdeteksi PMK.

Sebagai salah satu langkah pencegahan penularan, pihaknya melakukan desinfeksi dan dekontaminasi di pasar hewan.

“Desinfeksi dan dekontaminasi sebagai prosedur yang harus ditempuh di semua pasar hewan,” kata Joko, saat dikonfirmasi, Kamis (9/1/2025).

Joko mengatakan, untuk 73 hewan yang terpapar PMK, kini dalam pengobatan dan pantauan, dengan harapan tidak ada penularan kembali di daerah tersebut.

Dikemukakan, temuan kasus sebanyak 73 ekor itu merupakan catatan per 6 Januari 2025.

Kasus tersebut tersebar di 11 kecamatan dari 20 kecamatan yang ada di Kabupaten Temanggung.

“Terinci di Kecamatan Tretep terdapat 5 ekor, Candiroto (6), Jumo (1) Ngadirejo (12) Parakan (12) Kedu (8) Bejen (6). Selain itu, Kecamatan Tlogomulyo (4), Kaloran (12) Kranggan (1) dan Pringsurat (6),” bebernya.

Dikatakan, kecamatan yang terdapat temuan menjadi zona merah, sementara kecamatan lain belum ada temuan kasus sejauh ini.

Pihaknya saat ini mengutamakan biosecurity dan dekontaminasi, yang meliputi desinfeksi dan dekontaminasi alat atau sarana dan prasarana setelah digunakan untuk pelayanan.

“Desinfeksi dan dekontaminasi kandang, dan yang selanjutnya petugas memperketat pengawasan lalu lintas hewan,” lanjut dia.

Ia menerangkan, petugas yang menangani hewan sakit menular, diminta segera mengganti perlengkapan baru sebelum ke hewan lain atau hewan berikutnya.

“Petugas harus melaporkan kejadian yang ditemukan melalui Sistem Informasi Kesehatan Hewan Indonesia,” katanya.

Sementara Kepala UPT Pasar Hewan Antik Choriyah mengatakan, populasi sapi di Temanggung berkisar 19.800 ekor.

Vaksinasi pada hewan dilakukan oleh dinas setempat agar hewan terbebas dari PMK, dengan rentang waktu vaksinasi ini adalah enam bulan.

“Kami memang ada vaksinasi gratis beberapa waktu lalu, dan vaksinasi ini khusus bagi peternak kecil. Bagi peternak besar, vaksinasi secara mandiri,” ungkap Antik.

Dia menyampaikan, kasus PMK pada tahun lalu antara lain pada sapi, kerbau, kuda, dan domba atau kambing. Sementara pada tahun ini, baru ditemukan pada sapi.

Antik berharap, tidak ada lonjakan kasus PMK atau, dan PMK segera mereda.

Berdasarkan penelusuran, sapi yang terpapar PMK berasal dari Sukorejo dan bukan dari asli Temanggung.

“Kami lakukan desinfeksi pada lalu lintas ternak, seperti di pasar mobil yang masuk dan keluar dilakukan desinfeksi. Ini agar tidak ada (kasus penularan) PMK, serta bisa bunuh virus PMK,” pungkasnya. (eko/redaksi)

Read Entire Article
Kabar Jateng | InewS | | |