Resmikan Jembatan Rejosari, Nana Sudjana: Akses Warga Lebih Lancar dan Tingkatkan Ekonomi

11 hours ago 1

Magelang, Infojateng.id – Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana meresmikan Jembatan Rejosari (Kali Progo Sucipto Suwego), yang menghubungkan wilayah Ngembik Lor (Magelang Utara-Kota Magelang) dan Rejosari (Bandongan-Kabupaten Magelang), Kamis (9/1/2025).

Jembatan sepanjang 100 meter itu dinanti warga, untuk menggantikan jembatan gantung “Indiana Jones” yang memiliki akses terbatas.

Kini, jembatan yang melintas di atas Sungai Progo tersebut, telah memiliki akses lebar tujuh meter, dan bisa dilewati motor, mobil, maupun pejalan kaki.

“Dulu, ini adalah jembatan gantung yang hanya bisa dimanfaatkan pejalan kaki dan sepeda roda dua. Roda empat harus memutar. Alhamdulillah, jembatan ini diharapkan oleh masyarakat Kecamatan Bandongan dan Kota Magelang, bisa menikmati akses untuk kemudian menjadi sarana transportasi dan peningkatan perekonomian warga,” ujar Pj gubernur.

Ia menjelaskan, jembatan ini merupakan sinergi dari Pemprov Jateng dan Pemkab serta Pemkot Magelang.

Pemerintah kabupaten dan kota Magelang berperan dalam pengadaan lahan untuk akses menuju jembatan.

Sementara, Pemprov Jateng berperan dalam pembangunan konstruksi dan pembangunan jalan.

“Pembangunan jalan ini direncanakan 2023 dan dilaksanakan pada 2024 selama 10 bulan tepat waktu. Untuk pembangunan jalan ini menghabiskan kurang lebih Rp 48,6 miliar kalau digabung semuanya,” urainya.

Selain peresmian jembatan, Nana Sudjana juga meresmikan akses jalan menuju TPST.

Nantinya, jalan beton sepanjang 1,5 kilometer itu akan digunakan akses menuju tempat pemrosesan sampah terpadu yang akan dibangun oleh Kementerian PUPR.

Direncanakan, TPST tersebut rencananya akan beroperasi pada akhir 2025. Pemerintah provinsi juga berperan dalam pengadaan lahan.

“Untuk pembangunan jalan akses menuju TPST memakan biaya Rp29 miliar, jalan beton. Untuk TPST nantinya akan dibangun oleh PUPR dengan anggaran sekitar Rp250 miliar,” ungkapnya.

Nana menambahkan, nantinya sampah yang dihasilkan akan diproses menjadi briket, yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar bagi perusahaan semen.

Warga Rejosari, Sunarti, mengaku senang dengan dibangunnya jembatan tersebut. Sebab, aksesnya menjadi lebih mudah.

“Dulu jembatannya gantung goyang-goyang. Jalannya becek, ya mau gimana lagi wong jalan satu satunya, kalau mau memutar ya jauh. Sekarang Alhamdulillah sudah dibangun, senang sekali,” papar Sunarti.

Senada, pedagang gorengan di dekat jembatan Muchlisun mengaku senang. Setelah jembatan diperbaiki, omzet dagangannya meningkat.

“Dulu waktu belum ada jembatan, paling yang beli warga sini, dapatnya Rp100 ribu. Sekarang yang beli dari mana-mana, sehari bisa dapat Rp300 ribu. Alhamdulillah ekonominya meningkat,” ucap Muchlisun.

Warga Bandongan yang bekerja sebagai sopir truk Nurdianto, mengaku jembatan tersebut dapat memangkas waktu tempuh.

“Ya hemat 20 menit kalau mau pulang ke Bandongan. Biasanya harus memutar, sekarang melewati jalan alternatif ini sudah bisa,” pungkas Nurdianto. (eko/redaksi)

Read Entire Article
Kabar Jateng | InewS | | |